Translate

Senin, 17 Desember 2012

Lilik feat Nana - Suwe Banget

Parodi dari band VIERRA dengan lagu yang berjudul Terlalu Lama yang dibawakan dengan versi bahasa jawanya. selamat menikmati ^_^
Lilik feat Nana - Suwe Banget



Please Visit, Like and Add
My FB Lilik Maryanto
My Twiter Lilik Maryanto 

Selasa, 27 November 2012

Nana - Masih Beku

aku tak ingin kau kembali
aku tak ingin kau menemani
meski bayangmu menghantuiku
meski rasa ini tetap untukmu

benarku masih mencintamu
benarku masih sayangi dirimu
namun hati ini t'lah terluka
dan tak ingin kau kembali

pergi kau dari hidupku
kutak ingin kau disini

bukan ku benci padamu
bukan ku tak ingin lagi denganmu
tapi luka ini masih beku
membekas lara dihatiku
bukan maksudku lawan rasaku
aku masih mencintamu
namun lelah ku rasakan semua
hanya lara yang tersisa

hooouu....uuu... kuingin kau pergi jauh dari sini

bukan ku benci padamu
bukan ku tak ingin lagi denganmu
tapi luka ini masih beku
membekas lara dihatiku
bukan maksudku lawan rasaku
aku masih mencintamu
namun lelah ku rasakan semua
hanya lara yang tersisa

hooouu....uuu... kuingin kau pergi jauh dari sini



Lagu ini diciptakan oleh Nurul Husnia Novita Ratnadilla "Nana" seorang wanita cantik bersuara merdu yang berasal dari keluarga musisi/penyanyi.
Dalam lagu ini berceritakan kisah pribadi tentang perasaan ingin melupakan seseorang tetapi sangat sulit untuk melupakannya.
Perasaan yang masih sayang terhadap seseorang yang pernah hadir dihidupnya yang sangat besar, namun tak ada keingininan untuk dapat bersatu lagi menjalin kisah kembali dalam satu ikatan CINTA, karena belum luluh luka dihati.
Seperti judul lagunya "Masih Beku".

Sabtu, 20 Oktober 2012

RELAKSASI DAN DESENSITISASI SISTEMATIS


  A.    RELAKSASI
1.    Pengertian
Menurut pendapat Cormier dan Cormier, 1985 (Abimanyu dan Manrihu, 1996: 320) Relaksasi dapat diartikan sebagai:
Usaha untuk mengajari seseorang untuk relaks, dengan menjadikan orang itu sadar tentang perasaan-perasaan tegang dan perasaan-perasaan relaks kelompok-kelompok otot utama seperti tangan, muka, dan leher, dada, bahu, punggung, perut, dan kaki.
Adapun pendapat Benson (Buchori, 2008: 10) Relaksasi adalah prosedur empat langkah yang melibatkan:
a.         menemukan suasana lingkungan yang tenang;
b.        mengendorkan otot-otot tubuh secara sadar;
c.         selama sepuluh sampai dua puluh menit memusatkan diri pada perangkat mental;
d.        menerima dengan sikap yang pasif terhadap pikiran-pikiran yang sedang bergolak.
Sedangkan menurut Hakim (2004: 41) relaksasi merupakan suatu proses pembebasan diri dari segala macam bentuk ketegangan otot maupun pikiran senetral mungkin atau tidak memikirkan apapun.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teknik relaksasi adalah salah satu bentuk terapi yang berupa pemberian instruksi kepada seseorang dalam bentuk gerakan-gerakan yang tersusun secara sistematis untuk merilekskan otot-otot dan mengembalikan kondisi dari keadaan tegang ke keadaan rileks, normal dan terkontrol, mulai dari gerakan tangan sampai kepada gerakan kaki. Dengan kendornya otot-otot tubuh, yang tegang menjadi rileks (santai), maka akan tercipta suasana perasaan yang tenang dan nyaman. Perasaan yang tenang dan nyaman akan menopang lahirnya pola pikir dan tingkah laku yang positif, normal dan terkontrol pula.
2.    Metode dasar relaksasi
Metode dasar relaksasi adalah suatu proses melawan efek otonomis yang menyertai rileksasi dengan kecemasan dan ketegangan sehingga akan menimbulkan counter conditioning atau penghilangan.
3.    Manfaat relaksasi
·           Mampu meningkatkan kesehatan secara umum dengan mempelancar proses metabolisme tubuh, laju denyut jantung, peredaran darah, dan mengatasi berbagai macam problem penyakit
·           Mendorong racun dan kotoran dalam darah keluar dari tubuh
·           Menurunkan tingkat agretifitas dan perilaku-perilaku buruk dari dampak stres seperti mengkonsumsi alkohol serta obat-obat terlarang
·           Menurunkan tingkat egosentris ehingga hubungan intra personal ataupun interpersonal menjadi lancar
·           Mengurangi kecemasan
·           Pada anak-anak dapat meningkatkan intelegency meliputi karakter kognitif, matematis, logis, serta karakter afektif, relational, kreatif dan emosional
·           Meningkatkan rasa harga diri dan keyakinan diri
·           Pola pikir akan menjadi lebih matang
·           Mampu mempermudah dalam mengendalikan diri
·           Mengurangi stres secara keseluruhan, meraih kedamaian dan keseimbangan emosional yang tinggi
·           Meningkatkan kesejahteraan
4.    Tujuan Teknik Relaksasi
a.         Tujuan pokok relaksasi adalah membantu orang menjadi rileks, dan dengan demikian dapat memperbaiki berbagai aspek kesehatan fisik.
b.        Membantu individu untuk dapat mengontrol diri dan memfokuskan perhatian sehingga ia dapat mengambil respon yang tepat saat berada dalam situasi yang menegangkan.

5.    Jenis-Jenis Teknik Relaksasi
Lichstein (1988), mengemukakan jenis-jenis teknik relaksai antara lain:
a.         Autogenic Training Yaitu suatu prosedur relaksasi dengan membayangkan (imagery) sensasi-sensasi yang meyenagkan pada bagian-bagian tubuh seperti kepala, dada, lengan, punggung, ibu jari kaki atau tangan, pantan, pergelangan tangan. Sensasi-sensasi yang dibayangkan itu sepert rasa hangat, lemas atau rileks pada bagian tubuh tertentu, juga rasa lega karena nafas yang dalam dan pelan. Sensasi yang dirasakan ini diiringi dengan imajinasi yang meyenangkan misalnya tentang pemandangan yang indah, danau, yang tenang dan sebagainya.
b.        Progressive Training Adalah prosedur teknik relaksasi dengan melatih otot-otot yang tegang agar lebih rileks, terasa lebih lemas dan tidak kaku. Efek yang diharapkan adalah proses neurologis akan berjalan dengan lebih baik. Karena ada beberapa pendapat yang melihat hubungan tegangan otot dengan kecemasan, maka dengan mengendurkan otot-otot yang tegang diharapkan tegangan emosi menurun dan demikian sebaliknya.
c.         Meditation Adalah prosedur klasik relaksasi dengan melatih konsentrasi atau perhatian pada stimulus yang monoton dan berulang (memusatkan pikiran pada kata/frase tertentu sebagai focus perhatiannya ), biasanya dilakukan dengan menutup mata sambil duduk, mengambil posisi yang pasif dan berkonsentrasi dengan pernafasan yang teratur dan dalam. Ketenangan diri dan perasaan dalam kesunyian yang tercipta pada waktu meditasi harus menyisakan suatu kesadaran diri ynag tetap terjaga, meskipun nampaknya orang yang melakukan meditasi sedang berdiam diri/terlihat pasif dan tidak bereaksi terhadap lingkungannya.

Jumat, 12 Oktober 2012

LAPORAN HASIL PRAKTIK BIMBINGAN BELAJAR DI SEKOLAH DASAR (Siswa Kelas IV MI Al Islam Mangunsari 02 – Semarang)

BAB I
PENDAHULUAN
      A.    Latar Belakang
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan yang ada di sekolah. Kehadiranya sangat membantu dalam kehidupan siswa karena tujuan utama bimbingan dan konseling adalah membantu individu untuk mencapai perkembangannya secara optimal (Prayitno, 2004:16).
Dalam perkembangannya, bimbingan dan konseling tidak hanya dalam lingkup Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah Atas (SMA) namun pada dewasa ini bimbingan dan konseling sudah masuk dalam kurikulum sekolah dasar (SD), sehingga ruang lingkup bimbingan dan konseling semakin luas.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling terdapat beberapa bidang bimbingan, salah satunya yaitu bimbingan bidang belajar. Bimbingan belajar merupakan upaya guru/konselor sekolah untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam belajarnya. Dalam pelaksanaannya bimbingan belajar biasanya terdapat beberapa prosedur atau langkah – langkah yang harus ditempuh, yaitu:
1.        Identifikasi kasus
Identifikasi kasus merupakan upaya untuk menemukan siswa yang diduga memerlukan layanan bimbingan belajar. Robinson dalam Abin Syamsuddin Makmun (2003) memberikan beberapa pendekatan yang dapat dilakukan untuk mendeteksi siswa yang diduga mebutuhkan layanan bimbingan belajar, yakni :
a)      Call them approach; melakukan wawancara dengan memanggil semua siswa secara bergiliran sehingga dengan cara ini akan dapat ditemukan siswa yang benar-benar membutuhkan layanan bimbingan.
b)      Maintain good relationship; menciptakan hubungan yang baik, penuh keakraban sehingga tidak terjadi jurang pemisah antara guru dengan siswa. Hal ini dapat dilaksanakan melalui berbagai cara yang tidak hanya terbatas pada hubungan kegiatan belajar mengajar saja, misalnya melalui kegiatan ekstra kurikuler, rekreasi dan situasi-situasi informal lainnya.
c)      Developing a desire for counseling; menciptakan suasana yang menimbulkan ke arah penyadaran siswa akan masalah yang dihadapinya. Misalnya dengan cara mendiskusikan dengan siswa yang bersangkutan tentang hasil dari suatu tes, seperti tes inteligensi, tes bakat, dan hasil pengukuran lainnya untuk dianalisis bersama serta diupayakan berbagai tindak lanjutnya.
d)     Melakukan analisis terhadap hasil belajar siswa, dengan cara ini bisa diketahui tingkat dan jenis kesulitan atau kegagalan belajar yang dihadapi siswa.
e)      Melakukan analisis sosiometris, dengan cara ini dapat ditemukan siswa yang diduga mengalami kesulitan penyesuaian sosial
2.        Identifikasi Masalah
Langkah ini merupakan upaya untuk memahami jenis, karakteristik kesulitan atau masalah yang dihadapi siswa. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar, permasalahan siswa dapat berkenaan dengan aspek : (a) substansial – material; (b) struktural – fungsional; (c) behavioral; dan atau (d) personality. Untuk mengidentifikasi masalah siswa, Prayitno dkk. telah mengembangkan suatu instrumen untuk melacak masalah siswa, dengan apa yang disebut Alat Ungkap Masalah (AUM). Instrumen ini sangat membantu untuk mendeteksi lokasi kesulitan yang dihadapi siswa, seputar aspek : (a) jasmani dan kesehatan; (b) diri pribadi; (c) hubungan sosial; (d) ekonomi dan keuangan; (e) karier dan pekerjaan; (f) pendidikan dan pelajaran; (g) agama, nilai dan moral; (h) hubungan muda-mudi; (i) keadaan dan hubungan keluarga; dan (j) waktu senggang.
3.        Diagnosis
Diagnosis merupakan upaya untuk menemukan faktor-faktor penyebab atau yang melatarbelakangi timbulnya masalah siswa. Dalam konteks Proses Belajar Mengajar faktor-faktor yang penyebab kegagalan belajar siswa, bisa dilihat dari segi input, proses, ataupun out put belajarnya. W.H. Burton membagi ke dalam dua bagian faktor – faktor yang mungkin dapat menimbulkan kesulitan atau kegagalan belajar siswa, yaitu : (a) faktor internal; faktor yang besumber dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti : kondisi jasmani dan kesehatan, kecerdasan, bakat, kepribadian, emosi, sikap serta kondisi-kondisi psikis lainnya; dan (b) faktor eksternal, seperti : lingkungan rumah, lingkungan sekolah termasuk didalamnya faktor guru dan lingkungan sosial dan sejenisnya.
4.        Prognosis
Langkah ini untuk memperkirakan apakah masalah yang dialami siswa masih mungkin untuk diatasi serta menentukan berbagai alternatif pemecahannya, Hal ini dilakukan dengan cara mengintegrasikan dan menginterpretasikan hasil-hasil langkah kedua dan ketiga. Proses mengambil keputusan pada tahap ini seyogyanya terlebih dahulu dilaksanakan konferensi kasus, dengan melibatkan pihak-pihak yang kompeten untuk diminta bekerja sama menangani kasus – kasus yang dihadapi.
5.        Remedial atau referal (Alih Tangan Kasus)
Jika jenis dan sifat serta sumber permasalahannya masih berkaitan dengan sistem pembelajaran dan masih masih berada dalam kesanggupan dan kemampuan guru atau guru pembimbing, pemberian bantuan bimbingan dapat dilakukan oleh guru atau guru pembimbing itu sendiri. Namun, jika permasalahannya menyangkut aspek-aspek kepribadian yang lebih mendalam dan lebih luas maka selayaknya tugas guru atau guru pembimbing sebatas hanya membuat rekomendasi kepada ahli yang lebih kompeten.
6.        Evaluasi dan Follow Up
Cara manapun yang ditempuh, evaluasi atas usaha pemecahan masalah seyogyanya dilakukan evaluasi dan tindak lanjut, untuk melihat seberapa pengaruh tindakan bantuan (treatment) yang telah diberikan terhadap pemecahan masalah yang dihadapi siswa.

KONSEP DAN PRINSIP BIMBINGAN BELAJAR DI SD DAN CONTOH KONGKRIT LAYANAN

A.      Konsep Belajar
1.    Pengertian Layanan Bimbingan Belajar
a)    Belajar adalah proses tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek dan latihan (Garry & Kingsley, 1970: 15 ).
b)   Belajar ialah perubahan yang relative permanen dalam tingkah laku atau kemampuan yang merupakan hasil dari pengalaman” (Vanderzander dan Pace, 1984).
c)    Belajar ialah proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap situsi tertentu, yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan berdasarkan atas kecenderungan tanggapan bawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (missal: kelelahan, pengaruh obat – obatan dan sebagainya)” (Hilgard dan Bower, 1975: 2).
Berdasarkan dari beberapa pengetian diatas, maka yang dimaksud dengan layanan bimbingan belajar ialah suatu proses bantuan yang diberikan pada individu (murid) untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapai dalam belajar, agar setelah melaksanakan kegiatan belajat-mengajar mereka dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik sesuai dengan kemampuan, bakat, minat yang dimiliki masing masing.
2.    Materi Layanan Bimbingan Belajar SD
a)    Pengembangan sikap dan kebiasaan belajar untuk mencari informasi dari berbagai sumber belajar, bersikap terhadap Guru dan nara sumber lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tigas (PR), mengembangkan ketrampilan belajar, dan menjalani program penilaian.
b)   Pengembangan disiplin belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun kelompok.
c)    Pemantapan dan pengembangan panguasaan materi pelajaran di SD.
d)   Orientasi belajar di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama.

Strategi dan Teknik Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar

A.    Strategi Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah Dasar
            Dalam bimbingan dan konseling pada dasarnya ada dua strategi dalam mensiasati dan mengenmbangkan cara menyelesaikan masalah anak usia sekolah dasar (6-12 th). Strategi tersebut adalah strategi direktif dan non direktif
1.        Strategi direktif
Strategi direktif dikenal pula sebagai strategi konseling yang berpusat pada konselor (counselor centered). Yaitu:
a.    Dasar pemikiran, pandangan srategi konseling direktif tentang klien yang bemasalah :
Ø  Klien pada dasarnya (setidak-tidaknya sekarang) sedang dalam keadaan “lemah”, pesimis, tidak ada keyakinan diri, cenderung putus asa
Ø  Klien merasa tidak mampu untuk membuka jalan buntu yang dialami
Ø  Klien memiliki dorongan untuk menerima bantuan atau afeksi dari orang lain
Ø  Klien butuh agar orang lain bersimpatik dan empati, mengerti tentang dirinya
Ø  Klien butuh agar masalahnya segera dapat diselesaikan (secara  langsung)
Ø  Konselor telah memiliki format tentang pemecahan dan penyelesain masalah klien.

20 Tips dan Trik Optimalisasi Penggunaan Blackberry

  1. Gunakan keyboard lebih jarang dari biasanya
    Tombol QWERTY dari BlackBerry memang memudahkan segalanya, namun ada banyak trik untuk menghemat penggunaannya. Salah satunya, menekan spasi dua kali di akhir kalimat bisa menghasilkan sebuah titik dan spasi untuk memulai kalimat baru, tentu dengan huruf awal kapital.
    Penggunaan AutoText juga disarankan dengan penggunaan bahasa yang disesuaikan, karena dapat menyingkat waktu penulisan.
  2. Huruf kapital
    Tahan sebuah alfabet untuk merubahnya menjadi kapital.
  3. Simbol pada kolom email
    Pada kolom email, jika kita menekan spasi maka secara otomatis simbol @ akan menggantikan spasi tersebut.
  4. Memblok tulisan dengan cepat
    Ada perintah Select pada menu untuk melakukan hal ini, tapi akan lebih praktis lagi dengan menahan shift sambil melakukan proses scrolling.
  5. Keyboard shortcut pada browser
    QWERTY keyboard BlackBerry bisa digunakan sebagai shortcut untuk banyak hal. Ada shortcut spesifik pada tiap-tiap aplikasi bawaan, semisal menggunakan tombol mute untuk pause video/musik, tahan tombol volume untuk maju/mundur track lagu, dan lain-lain. List lengkapnya ada pada bagian Help di BlackBerry kesayangan.